![]() |
Hp kenangan Nokia X6 JADUL |
Halo teman-teman seperjuangan, izinkan saya berbagi sebuah kisah. Ini bukan sekadar cerita hidup, tapi sebuah perjalanan mendebarkan yang membuktikan bahwa badai sesekali datang, namun pelangi selalu menanti di ujungnya. Jika Anda merasa sedang di titik terendah, percayalah, Anda tidak sendirian. Dan semoga kisah ini bisa menjadi secercah harapan.
Tahun 2004, hidup saya terasa seperti dihempas badai. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menghantam di saat saya paling membutuhkan, dengan tiga anak dan seorang istri yang harus dinafkahi. Rasanya seperti dihantam "ulti" musuh saat sekarat. Namun, di tengah keterpurukan itu, sebuah percikan semangat muncul. Saya bangkit, mencoba peruntungan di pabrik, meski lagi-lagi harus merasakan pahitnya kegagalan. Uang saya hanya tersisa Rp 200 ribu, sebuah angka yang nyaris tak bisa dipercaya. Namun, justru di sanalah titik balik itu dimulai.
Dari Rp 200 Ribu Hingga Siomay Penyelamat Kehidupan
Dengan sisa uang yang begitu minim, saya memutar otak, mencari celah. Berkat bimbingan Pakde, ide jualan siomay muncul, sebuah peluang di kampung yang belum ada pesaing. Sebelumnya, saya sempat mencoba jadi tukang servis kompor keliling, tapi nihil panggilan. Sebuah pelajaran berharga: kegagalan adalah bagian dari proses menuju penemuan yang tepat.
Dari Rp 200 ribu, Rp 150 ribu saya alokasikan untuk gerobak seadanya, dan Rp 50 ribu sisanya untuk bahan baku siomay. Siapa sangka, keputusan itu menjadi penopang hidup selama 13 tahun! Namun, layaknya sebuah film yang penuh plot twist, pandemi menghantam. Penjualan merosot, uang kembali menipis. Di saat genting ini, putra sulung saya, yang sudah bekerja, hadir sebagai pahlawan, membantu menopang kebutuhan makan keluarga. Ini adalah pengingat bahwa dukungan keluarga adalah kekuatan terbesar.
Tahun 2021, gerobak siomay terpaksa saya tutup, bukan hanya karena pandemi, tapi juga persaingan tak terduga. Sebuah pukulan telak, namun saya percaya, setiap akhir adalah awal yang baru.
Rezeki Datang dari Penjuru Dunia, Mengikis Keterbatasan
Di tengah ketidakpastian, semesta seolah membuka pintu-pintu baru. Tahun 2022, perkenalan saya dengan seorang bule dari New Zealand di Facebook menjadi titik terang. Dia, yang melihat saya masih memakai ponsel Nokia X6 Symbian, dengan murah hati mengirimkan $200 via Western Union.
Sebuah berkah yang saya gunakan untuk membeli ponsel Android baru, Vivo Y01, serta biaya anak saya melamar pekerjaan dan kebutuhan dapur istri. Ini adalah bukti bahwa ketika satu pintu tertutup, pintu lain akan terbuka, seringkali dari arah yang tak terduga.
Tak berhenti di situ, saya bertemu dengan penemu teknologi propulsi listrik ion dari Ohio, USA, via YouTube, yang tak segan mengirimkan $100. Kemudian, seorang teman dari Malaysia di Facebook, yang memahami kondisi ekonomi saya, rutin mengirimkan bantuan: mulai dari Rp 200 ribu, Rp 500 ribu, hingga Rp 1 juta! Bahkan, dia juga mengirimkan laptop untuk anak saya.
Berkat bantuan dialah saya juga bisa membeli celana dalam saya dan istri, serta daster istri yang sudah robek-robek. Kisah-kisah ini menegaskan bahwa kebaikan dan rezeki bisa datang dari mana saja, bahkan dari orang-orang yang belum pernah kita temui secara langsung, menjangkau kebutuhan terkecil sekalipun.
Semangat Tak Padam Meski Raga Terbatas, Terobosan di Balik Tirai
Maret 2024, saya kembali bersemangat berjualan berkat modal dari seorang dokter di Oregon, USA, yang saya kenal via LinkedIn. Namun, baru 8 bulan berjalan, cobaan datang lagi: saya jatuh sakit dan belum bisa berjualan. Namun, bahkan di tengah keterbatasan fisik, rezeki tak pernah berhenti. Bantuan finansial melalui PayPal, kadang $50, $100, hingga $300, sampai $1000, terus mengalir untuk pengobatan saya dan istri. Alhamdulillah, pertolongan selalu ada.
Usia saya kini tak lagi muda, dan pikiran saya dipenuhi berbagai hal. Jujur, saya tak lagi punya rumah, karena sudah saya jual untuk menutupi kebutuhan hidup di masa terpuruk. Kini, saya tinggal di rumah warisan orang tua istri. Ada kekhawatiran yang wajar, apalagi dengan kondisi anak-anak yang bekerja di sektor swasta, mengulang kisah saya di masa lalu.
Namun, di balik semua itu, ada sebuah rahasia yang telah lama saya simpan, yang sekaligus menjadi sumber kekhawatiran dan kebanggaan. Teman-teman dari luar negeri yang membantu saya ini mengapresiasi sebuah penemuan besar saya: teknologi propulsi listrik plasma untuk pesawat tempur! Ya, sebuah terobosan gila yang membuat saya terhubung dengan para inovator global.
Meski pemerintah belum memberikan apresiasi yang sama, dan rasa was-was tentang nasib para penemu besar di masa lalu kerap menghantui, saya tetap memegang teguh keyakinan. Kisah saya adalah bukti bahwa perjuangan tidak akan pernah sia-sia. Meskipun saya mengandalkan bantuan sosial pemerintah seperti BPJS Kesehatan dan PKH untuk kebutuhan obat, serta kiriman rutin dari anak-anak untuk makan, semangat saya tidak padam.
Kisah hidup saya memang seperti roller coaster, penuh naik-turun dan kejutan. Tapi saya memilih untuk melihatnya sebagai perjalanan yang luar biasa, sebuah bukti bahwa ketika kita terus bergerak, berusaha, dan membuka diri pada kebaikan, semesta akan berkonspirasi untuk membantu kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar