![]() |
Dhika, yang bernama lengkap Rayyan Arkan Dikha, berasal dari Desa Pintu Gobang, Kuantan Singingi. |
Kisah Dhika, seorang anak dari tradisi Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau, menjadi viral di media sosial karena aksi "aura farming" yang ia tampilkan saat menari di ujung perahu. Aksinya ini memicu tren global dan membuat tradisi Pacu Jalur semakin dikenal dunia.
Awal Mula Pacu Jalur dan Fenomena Aura Farming:
Pacu Jalur:
Tradisi Pacu Jalur adalah perlombaan perahu tradisional yang sudah ada sejak lama di Kuantan Singingi, Riau. Dahulu, jalur digunakan sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi dan penumpang. Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi perlombaan yang meriah dan menjadi bagian dari perayaan penting.
Aura Farming:
Istilah "aura farming" mulai populer seiring dengan viralnya video Dhika, seorang penari coki (penari di haluan perahu) Pacu Jalur. Gerakan khasnya yang memutar tangan dan bergoyang seirama dengan kayuhan pendayung, serta ekspresi wajahnya yang penuh semangat, dinilai memancarkan aura kepercayaan diri yang kuat. Istilah ini merujuk pada usaha menampilkan diri dengan percaya diri dan karismatik untuk menarik perhatian.
Dhika dan Pacu Jalur:
Dhika, yang bernama lengkap Rayyan Arkan Dikha, berasal dari Desa Pintu Gobang, Kuantan Singingi. Ia merupakan bagian dari tim dayung Tuah Koghi dan dikenal dengan julukan "The Reaper" oleh seorang influencer asing karena penampilannya yang memukau.
Perjalanan Dhika dan Pacu Jalur Menuju Kancah Global:
Viral di Media Sosial:
Video Dhika menari di Pacu Jalur tersebar luas di berbagai platform media sosial, termasuk TikTok dan Instagram.
Tren Global:
Aksi Dhika menginspirasi banyak orang di seluruh dunia untuk menirukan gerakan "aura farming". Bahkan, pemain sepak bola ternama seperti Paris Saint-Germain (PSG) dan AC Milan ikut menirukan gaya Dhika.
Apresiasi:
Dhika mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Menteri Kebudayaan dan diangkat sebagai Duta Pariwisata Daerah. Pemerintah setempat juga berencana mengusulkan Pacu Jalur untuk masuk dalam daftar warisan budaya dunia UNESCO.
Dukungan Pemerintah:
Fenomena "aura farming" ini mendapat dukungan dari pemerintah yang melihatnya sebagai kekuatan budaya Indonesia yang mampu menarik perhatian dunia.
Makna dan Dampak Fenomena Aura Farming:
Pelestarian Budaya:
Fenomena "aura farming" telah membantu mempopulerkan tradisi Pacu Jalur dan mengangkatnya ke panggung dunia.
Kebanggaan Nasional:
Pacu Jalur, yang dulunya hanya dikenal di Kuantan Singingi, kini menjadi kebanggaan nasional dan simbol budaya yang patut dilestarikan.
Potensi Wisata:
Fenomena ini juga membuka potensi pariwisata yang lebih besar bagi daerah Kuantan Singingi dan Riau secara keseluruhan.
Dengan demikian, kisah Dhika dan tradisi Pacu Jalur yang diangkat melalui fenomena "aura farming" telah membuktikan bahwa budaya Indonesia memiliki daya tarik yang kuat dan mampu bersaing di kancah global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar