![]() |
Ojol menunggu pelanggan. |
Jawaban singkatnya: Tidak!!!!!
Pekerjaan sebagai pengendara ojek daring (ojol) saat ini tidak lagi layak dijadikan penghasilan utama, terutama di tengah kondisi kenaikan harga BBM yang terus terjadi.
Ada beberapa alasan kuat yang mendasari kesimpulan ini, dan penting untuk mempertimbangkannya secara matang sebelum menggantungkan hidup pada profesi ini.
Status Kemitraan yang Rentan
Teringat beberapa tahun lalu, saat mengantar seorang teman mendaftar ojol. Perekrut di sana berulang kali menegaskan bahwa ojol bukanlah pekerjaan utama, melainkan hanya sampingan.
Penegasan ini sangat jelas dan diulang-ulang, menunjukkan bahwa bahkan pihak aplikasi sendiri memposisikan pekerjaan ini secara demikian.
Hal ini sangat masuk akal karena status ojol dan aplikasi adalah mitra, bukan pegawai. Konsekuensinya, para mitra tidak memiliki kekuatan hukum layaknya karyawan dan tidak bisa menerima benefit standar seperti tunjangan, jaminan kesehatan, atau pesangon.
Ini adalah situasi yang mengerikan karena kemitraan bisa diputus kapan saja tanpa pemberitahuan resmi, dan mitra tidak bisa berbuat banyak atau menuntut apa pun dari aplikasi.
Cobalah perhatikan aksi demo para ojol; apakah tuntutan mereka pernah benar-benar didengarkan atau dilaksanakan? Jawabannya jelas tidak, karena alasan status kemitraan ini.
Beban Ekonomi yang Tidak Terpenuhi, Terutama bagi Berkeluarga
Jika Anda masih lajang, menjadi ojol mungkin tidak terlalu menjadi masalah karena Anda hanya menghidupi diri sendiri. Namun, jika Anda berkeluarga, penghasilan dari ojol jelas tidak akan cukup.
Dahulu memang ada masa kejayaan ojol, bahkan seorang karyawan ada yang mengundurkan diri dari pekerjaannya untuk menjadi ojol karena penghasilannya bisa mencapai 2-3 kali lipat gaji sebelumnya.
Namun, kini menderita karena pendapatan menurun drastis. Dengan harus menjalankan 3 aplikasi sekaligus setiap hari, dan bahkan bercerita bahwa mencari pelanggan sekarang lumayan sulit, sehari belum tentu bisa membawa pulang Rp100.000.
Bayangkan, dengan dua anak yang masih SMP dan SMA di rumah, kondisi seperti ini jelas sangat mengerikan dan bisa membuat sengsara keluarga.
Penghasilan ojol saat ini sangat tidak menentu, ditambah lagi dengan kenaikan harga BBM yang terus mengikis keuntungan.
Sangat tidak bijak untuk berlindung di balik frasa "rezeki ada yang atur, kita syukuri saja" jika pada akhirnya anak-anak Anda yang menjadi korban dari ketidakcukupan finansial.
Pekerjaan yang Tidak Aman dan Rawan Terlena
Tidak bermaksud merendahkan profesi ojol. Menyadari bahwa mencari pekerjaan di zaman sekarang memang sulit.
Namun, jika Anda memiliki kesempatan lain namun tidak diambil dan justru menggantungkan diri sepenuhnya pada ojol, rasanya ini tidak masuk akal. Terlebih lagi, risiko pemutusan kemitraan bisa terjadi kapan saja.
Ojol adalah pekerjaan yang, meskipun terkesan santai, sebenarnya tidak aman. Banyak yang terlena dan lupa bahwa mereka bisa saja dipinggirkan oleh sistem kapan saja. Ketika hal itu terjadi, mereka terkejut dan memprotes, namun karena tidak ada dasar hukum yang kuat, protes mereka tidak akan menang atau setidaknya tidak akan didengarkan.
Oleh karena itu, tidak menyarankan siapapun untuk menggantungkan hidup sepenuhnya sebagai ojol. Jika memang itu adalah satu-satunya kesempatan yang ada, lakukanlah, tetapi jangan sampai terlena dan merasa nyaman. Jadikanlah ini sebagai batu loncatan sampai Anda mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan stabil, terutama jika Anda memiliki tanggung jawab keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar